Profil band yang kali ini Otak ulas yaitu Armada,,,mengapa??
mmm...kenapa ya? tau ahh bingong...yang pasti tiap hari selain J'Rocks,,lagu-lagu Armada menghiasi winamp ku...
ARMADA hanyalah nama baru di blantika musik Indonesia. Namun personelnya telah lama berkecimpung di dunia musik Indonesia. Terbentuk di Jakarta di pertengahan bulan Oktober 2007, band yang sebelumnya bernama Kertas ini telah meluncurkan album di tahun 2008 lalu berjudul "Balas Dendam" dengan hits single "Gagal Bercinta".
Hits tersebut cukup mendapatkan tempat di hati para pecinta musik Indonesia,terbukti berhasil menduduki posisi bergengsi di banyak radio di seluruh Indonesia,dengan periode yang cukup lama.hal ini di karenakan karakter band ARMADA yang begitu kuat dan menyuguhkan aliran music yang Berbeda.
Aliran music yang diusung oleh Armada adalah "Melancholic Pop".Aliran ini di bangun oleh karakter suara sang vokalis dan aransemen music yang begitu terasa melancholic dengan sentuhan musik yang banyak di pengaruhi oleh band - band legendaris dunia seperti The Beatles ,Queen,The Police dan band legendaris dunia lainnya.
Band ini dimotori Andith (DRUM), Rizal (VOCAL), Endra' (BASS), Mai (GUITAR) dan Radha (GUITAR). Tahun 2009, Armada band merilis album kedua 'Hal Terbesar' dengan single andalan 'Buka Hatimu'.
Menapak tilas dari nama yang sebelumnya (KERTAS).....Armada pernah tersandung masalah. Contoh kasus, ada sinetron yang menggunakan lagu mereka ketika KERTAS Band, tapi mereka sendiri malah kaget karena tidak tahu. Kasus hukumnya pun bergulir sejak Oktober 2007 silam. "Sampai saat ini kita bolak-balik ke pengadilan,' aku Radha. Tuntutan label nggak main-main, mereka meminta KERTAS Band [ketika kasus bergulir, mereka masih menggunakan nama lama --red] Rp 1,3 milyar dengan anggapan mereka sudah lalai dan akan merugi jika perjanjian batal. ARMADA bertutur, dalam kontrak sebenarnya ada promo dan kontribusi yang harus mereka terima. "Tapi dari awal, kita malah nggak dapat apa-apa dan nggak tahu apa-apa soal apa-apa yang kita terima," kata Endra Prayoga, basis kelahiran Palembang 29 November 1983.
Malah, lantaran kasihan dengan band asal Palembang ini, seorang pengacara bernama Adnan Assegaf, akhirnya menawarkan diri membantu tanpa minta bayaran sepeserpun. "Kita disupport banyak pihak sih," imbuh Rizal.
Segera berbenah. ARMADA langsung masuk ke manajemen baru. Tentu belajar dari pengalaman, kini mereka lebih berhati-hati membaca kontrak dan semua perjanjian yang menyangkut nasi band ini. "Kita sadar kok, kalau dengan ini artinya kita kembali lagi ke awal atau nol lagi," jelas Rizal pasrah.
Bicara soal album kedua, ARMADA mengaku ada beberapa perubahan yang dilakukan. "Album pertama sebenarnya kita suka, tapi album ini lebih menunjukkan siapa ARMADA sesungguhnya," tambah Andhit. "Paling tidak, ide-ide yang tidak tersalurkan di album sebelumnya, bisa kita akomodir di album ini," sambung Rizal. Kemudian kalau album pertama ada tiga lagu ciptaan orang lain, termasuk single jagoan, untuk album kedua ini semua lagu dan aransemen adalah ciptaan ARMADA. "Album ini juga lebih nge-rock!" tegas Endra nyamber.
Ciri melayu yang melekat pada vokal Rizal, juga masih kentara di album kedua. "Melayu dalam konsep kita memang lebih merujuk pada warna vokal sih," jelas Rizal, yang karakternya memang kental dengan ornamen melayu. Padahal ketika masih ngeband sendiri, mereka kerap memainkan komposisi rock ala Mr BIG atau Dream Theater.
Kasus dengan label lama, ternyata cukup berpengaruh kepada personil ARMADA. "Secara musikalitas sebenarnya tidak ada, tapi secara lirik dan cara menyanyi, bisa dibilang lebih cowok dan lebih lugas," ujar Rizal yang menolak itu disebut bagian dari "sakit hatinya" kepada label sebelumnya.
Perubahan nama juga menjadi pertimbangan mereka kepada fans. "Kita tahu, mungkin orang akan anggap kita ini band baru, tapi nggak apa-apa karena kita siap dengan konsekuensi itu kok," terang pemilik nama lengkap Tsandy Rizal Adi Pradana ini kalem.
Kini ARMADA mulai menapak dengan 'kapal yang baru' dan tentu saja dengan nakhoda baru juga. "Kami sih berharap kami berada di kapal yang benar sekarang," ujar Radha yang "akhirnya" ngomong juga. "Manajemen hanya memberi masukkan, mana yang bisa diterima pasar, mana yang tidak kok," jelas Andreas Wullur, manajernya, yang ikut nimbrung bicara.
Kasus boleh berjalan, personil ARMADA yang buta hukum pun bisa saja deg-degan dengan tuntutan label lamanya. Tapi yang namanya berkarya, toh tak bisa dihambat. Kini materi barunya sudah siap dengan label dan manajemen baru. "Kita menjagokan lagu "Gagal Bercinta" sebagai single pertama," jelas Rizal.
ARMADA mungkin bukan band pertama dari daerah yang "dikecewakan" oleh insan-insan yang "mengaku" tahu industri musik Indonesia. Istilahnya, mereka jadi "tumbal" band Palembang untuk menembus industri. Kalau sampai kini mereka tetap berdiri tegak, meski dengan segala keterbatasannya, rasanya itu sudah bisa kita acungi jempol.
berbagai sumber.
0 komentar:
Post a Comment
Jangan lupa untuk meninggal jejak langkah mu disini...karna itu sangat berarti. Walau hanya satu huruf saja...(^_^)v